إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1)
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2)
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan apa yang harus dilakukan nabi-Nya pada saat penaklukan Mekah, yaitu apabila ia telah melihat pertolongan Allah terhadap agama-Nya telah tiba, dengan kekalahan orang-orang musyrik dan kemenangan di pihak Nabi-Nya, dan melihat pula orang-orang masuk agama Allah beramai-ramai dan berduyun-duyun, bukan perseorangan sebagaimana halnya pada permulaan dakwah.
Bila yang demikian itu telah terjadi supaya ia mengagungkan Tuhannya dan mensucikan-Nya dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya, seperti ia menganggap terlambat datangnya pertolongan dan mengira bahwa Tuhan tidak menepati janji-Nya untuk meninggikan nikmat-Nya atas Nabi-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menghendakinya.
Mensucikan Allah hendaknya dengan memuji-Nya atas nikmat-nikmat yang dianugerahkan-Nya dan mensyukuri segala kebaikan-kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya dan menyanjung-Nya dengan sepantasnya. Bila Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, memberi kesempatan kepada orang-orang kafir, bukanlah berarti Dia telah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beramal baik.
Kemudian mintalah ampun kepada Allah untuk dirimu dan untuk sahabat-sahabatmu yang telah memperlihatkan kesedihan dan keputus-asaan karena terlambat datangnya pertolongan Allah.
Bertobat dari keluh kesah adalah dengan mempercaya penuh akan janji-janji Allah dan dengan membersihkan jiwa dari pemikiran yang bukan-bukan bila menghadapi kesulitan. Walaupun ini berat untuk jiwa manusia biasa, tetapi ringan untuk Nabi-Nya sebagai insanul kamil, oleh sebab itu Ia menyuruh Nabi-Nya memohon ampunan-Nya.
Keadaan ini terjadi pula pada para sahabat yang memiliki jiwa yang sempurna dan menerima tobat mereka, karena Allah selalu menerima tobat hamba-hamba-Nya. Allah mendidik hamba-hamba-Nya melalui bermacam-macam cobaan dan bila merasa tidak sanggup menghadapinya harus memohon bantuan-Nya serta yakin akan datangnya bantuan itu. Bila ia selalu melakukan yang demikian niscaya menjadi kuat dan sempurnalah jiwanya.
Maksudnya, bila pertolongan telah tiba dan telah mencapai kemenangan serta manusia berbondong-bondong masuk Islam, hilanglah ketakutan dan hendaklah Nabi-Nya bertasbih menyucikan Tuhannya dan mensyukuri-Nya serta membersihkan jiwa dari pemikiran-pemikiran yang terjadi pada masa kesulitan. Dengan demikian keluh kesah dan rasa kecewa tidak lagi akan mempengaruhi jiwa orang-orang yang ikhlas selagi mereka memiliki keikhlasan dan berada dalam persesuaian kata dan cinta sama cinta.
Dengan turunnya surah An Nasr ini, Nabi memahaminya bahwa tugas risalahnya telah selesai dan selanjutnya ia hanya menunggu panggilan pulang ke Rahmatullah.
Ibnu Umar berkata: "Surah ini turun di Mina ketika Nabi mengerjakan Haji Wada', sesudah itu turun firman Allah:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي
Artinya:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku".
(Q.S. Al Maidah: 3).
Nabi hidup hanya delapan puluh hari setelah turun ayat ini. Kemudian setelah itu turun ayat Kalalah, dan Nabi hidup sesudahnya lima puluh hari. Setelah itu turun ayat:
لقد جاءكم رسول من أنفسكم
Artinya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri", (Q.S. At Tubah: 128).
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya tiga puluh lima hari. Kemudian turun firman Allah.
واتقوا يوما ترجعون فيه إلى الله
Artinya:
"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah".
Q.S. (Al Baqarah): 281.
Maka Nabi SAW. hidup sesudahnya dua puluh satu hari saja.
No comments:
Post a Comment